Dasa Aksara sebagai Penyeimbang Bhuana
Agung dan Bhuana alit
Oleh
NI
Nyoman Adi Handayani
Jurusan
Pendidikan Agma Hindu IHDN Denpasar
ABSTRAK
Artikel ini
berjudul: “Dasa Aksara sebagai
Penyeimbang Bhuana Agung dan Bhuana alit“. Dasa Aksara yang merupakan
sepuluh huruf suci dari lambang prabhawa atau manifestasi dari Ida Sang Hyang
Widhi yang bersthana di sepuluh penjuru alam untuk menjaga keseimbangan alam
semesta. Dasa Aksara yang terdiri atas sepuluh aksara suci atau wijaksara, yaitu: Sang, Bang, Tang, Ang,
Ing, Nang, Mang, Sing, Wang, dan Yang. Kesepuluh aksara ini berasal dari
delapan buah aksara wianjana (sa, ba,
ta, na, ma, si, wa, dan ya) dan dua buah aksara suara a dan i. Huruf suci ini merupakan manifestasi dari Ida Sang Hyang
Widhi yang bersthana sesuai dengan arah mata angin, dimana masing-masing arah
mata angin dijaga oleh Dewa-dewa (Dewata Nawa Sanggha) beserta saktinya.
Kata Kunci: Dasa Aksara, fungsi dasa aksara, sakti dari dewata nawa sanggha.
I.
Pendahuluan
Dasa Aksara merupakan sepuluh huruf suci
dari lambang prabhawa atau manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi yang bersthana
di sepuluh penjuru alam untuk menjaga keseimbangan alam semesta. Dasa Aksara mampu
diaktifkan oleh orang yang mempunyai tingkah laku dan pikiran (idep) yang luhur
serta mampu mempergunakan bayu kekuatan dari Siwa. Dengan menyatukan tingkah
laku dan pikirannya dia akan mampu mempergunakan dasa bayu untuk kesehjateraan
buana alit dan buana agung.
Dasa Aksara terdiri atas sepuluh aksara
suci, yaitu Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Sing, Wang, dan Yang. Dasa
Aksara merupakan sumber dari kekuatan
alam semesta yang terletak di dalam tubuh manusia (bhuana alit) ataupun dalam
jagat raya ini (bhuana agung). Dasa Aksara ibarat sebuah Password yang
menghubungkan kita dengan lautan energy cosmic. Jadi untuk menarik, mentransfer
dan mengharmoniskan energy mahluk dengan energy alam semesta, harus di kuasai
Dasa Aksara atau password penghubungnya. Sehingga penggunaan energy ini bisa
efektif dipergunakan dalam segala keperluan.
Dalam Bhuana alit
(tubuh manusia) dasa Aksara,
Sa ditempatkan di jantung,
Ba ditempatkan di hati, Ta ditempatkan di lambung,
A ditempatkan di empedu, I ditempatkan di dasar hati,
Na ditempatkan di paru–paru, Ma ditempatkan di usus
halus, Si ditempatkan di ginjal, Wa
ditempatkan di pancreas, Ya ditempatkan di ujung hati. Sedangkan
pada Bhuana Agung terletak sesuai arah mata angin yang dijaga oleh Dewata
Nawa Sanggha.
II.
Pembahasan
2.1
Pengertian
Dasa Aksara
Dasa aksara adalah sepuluh
huruf suci lambang prabhawa atau manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi yang
berstana di sepuluh penjuru alam untuk menjaga keseimbangan alam ini. Menurut lontar atau buku Usada Tiwas Punggung (Punggung Tiwas), Dasa
Aksara ini terdiri atas sepuluh aksara suci atau wijaksara, yaitu Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Sing,
Wang, dan Yang. Kesepuluh aksara ini berasal dari delapan buah aksara wianjana (sa, ba, ta, na, ma, si, wa,
dan ya) dan dua buah aksara suara a dan
i. Kesepuluh
aksara ini dirangkai dalam kata-kata akan terbentuk sebuah kalimat, yang bunyinya sebagai berikut sabatai
nama siwaya. Di mana aksara ‘ING‘ dan ‘YANG‘
berkumpul di tengah sebagai aksara sentral. (Bali Aga, 2006: 146).
Kalimat
sabatai
nama siwaya merupakan ungkapan doa untuk memuliakan Dewa Siwa (Nama Siwa ya). Di antara para dewa,
Sang Hyang Siwa paling dimuliakan oleh umat Hindu di Bali, karena kebanyakan
dari mereka menganut ajaran Siwa Siddhanta. Dewa-dewa yang lain tetap
dihormati, tetapi tidaklah semulia dewa Sang Hyang Widhi, karena dewa tersebut
merupakan perwujudan Dewa Siwa juga ketika sedang melaksanakan fungsi atau
tugasnya.
Bagi mereka yang ingin mempelajari Dasa Aksara ini untuk
memahami inti ajarannya dengan benar dan mampu meresapkan ke dalam sanubarinya
harus melalui suatu upacara yang disebut Pawintenan Sastra Mautama (Maha
Utama), suatu upacara untuk penyucian diri, baik sthula sarira (jasmani) maupun suksma
sarira (rohani). Bila hal ini tidak dilaksanakan maka kemungkinan akan
mendapat halangan dalam proses pembelajarannya, sehingga tidak tercapai apa
yang dituju, sebagai Balian Usada. (Ngurah, 2006: 106).
Ada pula yang
memberikan ulasan tentang dasa aksara ini bahwa setiap aksara itu mempunyai
arti sendiri-sendiri, yaitu :
1.
Sa berarti satu 5. I berarti idep
2.
Ba berarti bayu 6. Nama berarti hormat
3.
Ta berarti tingkah 7. Siwa berarti Siwa
4.
A berarti awak 8. Ya berarti yukti
Dengan pengertian seperti
itu, maka arti dari dasa aksara ini adalah orang yang mempunyai tingkah laku
dan pikiran (idep) yang luhur saja yang mampu mempergunakan bayu kekuatan dari
Siwa. Dengan menyatukan tingkah laku dan pikirannya dia
akan mampu mempergunakan dasa bayu untuk kesehjateraan buana alit dan buana
agung. (Putra, 2011: 11).
2.2
Hubungan
Dasa Aksara dengan Bhuana Alit dan Bhuana Agung
Masing-masing dai aksara ini mempunyai linggih, genah, sthana (tempat,
kedudukan) baik di dalam badan manusia (bhuana
alit, mikrokosmos), maupun di alam raya (buana agung, makrokosmos). Di tempat linggih, kedudukan, letak atau
sthana dari tiap aksara ini bersemayam pula ditempat itu para Dewa, Sang Hyang
atau Batara, lengkap dengan lambang warna, senjata dan simbol perwujudanna.
1.
Aksara Sang, pada bhuana alit terletak
dipapusuhan jantung (hrdaya) sedangkan pada bhuana agung bersthana di arah
Timur (Purwa), Dewanya Hyang Iswara, berwarna putih.
2.
Aksara Bang, pada bhuana alit terletak diati
atau hati (yakrta) sedangkan pada bhuana agung bersthana di arah selatan
(Daksina), Dewanya Hyang Brahma, berwarna merah.
3.
Aksara Tang di bhuana alit berada di ungsilan atau di buah pinggang, di
bhuana agung bersthana di barat (pascima), dengan Sang Hyang Mahadewa sebagai
dewanya, dan lambangnya berwarna kuning.
4.
Aksara Ang di bhuana alit berada di Ampru empedu
(tikta), di bhuana agung bersthana di sebelah utara (uttara) dengan Sang Hyang
Wisnu sebagai dewanya, berwarna hitam.
5.
Aksara Ing di bhuana alit terletak di tengahin
ati atau pertengahan hati (yakrt), di bhuana agung bersthana di tengah (madya)
dengan dewanya Sang Hyang Siwa, berwarna nila.
6.
Aksara Nang di bhuana alit terletak pada peparu
atau Paru (puphusa), pada bhuana agung bersthana di Tenggara (agneya) dengan
dewanya Sang Hyang Maheswara, berwarna Dadu.
7.
Aksara Mang di bhuana alit terletak pada Limpa
(pliha), pada bhuana agung bersthana di Barat Daya (neriti) dengan dewanya Sang
Hyang Rudra, berwarna Jingga.
8.
Aksara Sing di bhuana alit terletak pada Limpa
(pliha), di bhuana agung bersthana di Barat laut (wayabya) dengan dewanya Sang
Hyang Sangkara, berwarna hijau.
9.
Aksara Wang di bhuana alit terletak pada ineban
Kerongkongan (maharsrota), di bhuana agung bersthana di Timur laut (ersania)
dengan dewanya Sang Hyang Sambu, berwarna Biru.
Aksara Yang di bhuana alit terletak pada
Susunan rangkaian hati (yakrthrdaya), di bhuana agung bersthana di Tengah
(madya) dengan Dewanhnya Sang Hyang guru, berwarna Panca Warna. (Tim Penyusun, 2012: 15).
Kalau aksara itu dibaca sesuai arah jarum
jam mulai dari timur akan berbunyi SA, BA, TA, A, I, NA, MA, SI, WA, YA. Ini salah satu
bukti bahwa mashab tantrik sangat menyatu dengan sekte siwa, khususnya
siwa-sidantha yang menjadi inti ajaran Hindu di Bali. Dimulai
dari timur karena
timur merupakan ‘hulu’, timurlah ‘matahari (surya) terbit’. Umat Hindu di
Bali penganut sekte Siwa-sidanta, selalu memuja Siwa sebagai yang utama,
matahari/surya sebagai kekuasaan-Nya, karena itu juga bergelar Siwa-Aditya atau
Siwa-Raditya. (Ngurah, 2006: 106).
2.3
Fungsi
dari Dasa Aksara
Dasa Aksara berfungsi sebagai
penghubung setiap penjuru alam sebagai sumber energy vital alam semesta yang
disebut Prana. Prana adalah lautan energi alam semesta yang terhubung
terpusat disetiap penjuru alam semesta (macrocosmos) dan terhubung di setiap
organ-organ penting mahluk hidup (microcosmos). Kekacauan atau ketidak
harmonisan energy ini menyebabkan hancurnya cosmic dan ketidakharmonisan energi
ini dalam tubuh menyebabkan timbulnya berbagai penyakit. Jadi dasa aksara
sangat berperan penting untuk terpeliharanya kehidupan
yang sehat secara fisik,emosi, mental dan spiritual.
Energi ini harus tetap seimbang dan harmonis. Energy ini sebagai
penentu kehidupan semua mahluk dan yang menentukan hidup matinya kehidupan di
muka bumi ini. Dasa Aksara ibarat sebuah Password yang menghubungkan kita
dengan lautan energy cosmic. Jadi untuk menarik, mentransfer dan
mengharmoniskan energy mahluk dengan energy alam semesta, harus di kuasai Dasa
Aksara atau password penghubungnya. Sehingga penggunaan energy ini bisa efektif
dipergunakan dalam segala keperluan.
Dasa aksara
terbentuk dari dua jenis aksara suci, yaitu panca tirta dan panca brahma yang
disebut panca tirta, aksara dan fungsinya adalah:
1.
sang sebagai tirta sanjiwani, untuk
pangelukatan (membersihkan).
2.
Bang sebagai tirta kamandalu, untuk
pangeleburan (menghancurkan).
3.
Tang merupakan tirta kundalini, utuk
pemunah (menghilangkan).
4.
Ang merupakan tirta mahatirta, untuk
kasidian (agar sakti).
5.
Ing merupakan tirta pawitra, untuk
pangesengan (membakar).
Ini yang
dikatakan panca brahma, berada
dalam diri manusia. Ini aksaranya :
1)
Nang disimpan di suara berfungsi sebagai
benih suara.
2)
Mang disimpan di tenaga berfungsi sebagai
kekuatan.
3)
Sing disimpan di hati/perasaan berfungsi
sebagai perasa dalam diri atau hati nurani.
4)
Wang disimpan di pikiran berfungsi
sebagai alat berpikir.
5)
Yang disimpan di nafas berfungsi sebagai
penghirup udara.
Dasa Aksara juga sering disebut
sebagai kunci penghubung diri kita dengan kekuatan alam dewata. Dalam doa
mantra sering Panca
aksara digabungkan dengan Panca Brahma Wijaksara dan
ditambah “OM”, sehingga berbunyi dan berfungsi :
a. OM = Untuk menyebutkan Ida Sang Hyang Tunggal
b. SA = Sanghyang Sadyojata, manifestasi Tuhan yang berfungsi menjaga alam
bagian Timur yang disebut pula sebagai Dewa Iswara.
c. BA = Sanghyang Bamadewa, manifestasi Tuhan yang berfungsi menjaga alam
bagian Selatan yang disebut pula sebagai Dewa Brahma.
d. TA = Sanghyang Tat Purusa, manifestasi Tuhan menjaga alam bagian
Barat. Disebut juga Dewa Mahadewa.
e. A = Sanghyang Aghora, manifestasi Tuhan yang berfungsi menjaga
alam bagian Utara, yang disebut pula Dewa Wisnu.
f. I = Sanghyang Isana, manifestasi Tuhan yang berfungsi menjaga
alam di Tengah-Tengah. Yang disebut pula Dewa Siwa.
g. NA= Sanghyang Mahesora, manifestasi Tuhan yang berfungsi menjaga
alam di Tenggara.
h. MA = Sanghyang Rudra, manisfestasi Tuhan yang berfungsi menjaga
alam di Barat Daya.
i.
CI = Sanghyang
Sangkara, manifestasi Tuhan yang berfungsi menjaga alam di Timur Laut.
j.
WA = Sanghyang Sambhu,
manifestasi Tuhan yang
berfungsi menjaga alam di Timur Laut.
k. YA = Sanghyang Ciwa, manifestasi Tuhan yang berfungsi menjaga
alam di Tengah-tengah. (http://www.tejasurya.com/artikel-anggota/46/137-gayatry-mantra-vs-dasa-aksara.html).
2.4
Sakti
Dewata Nawa Sangga (Dasa Aksara)
Pemuja pengikut Tantrisme
mengelu-elukan Sanghyang Widhi dalam manifestasi sebagai Dewata Nawa Sanggha
dengan harapan diberi kekuatan dan kesempurnaan hidup serta mendapat vibrasi
dari kesaktian para Dewa yang menguasai delapan penjuru mata angin (horizontal)
dan satu vertikal, lengkap dengan senjata, warna, dan aksara-nya.
Agar lebih mudah
mempelajari arah, pura, aksara, senjata, warna, urip, pancawara, saptawara,
sakti dan wahana yang berhubungan dengan Dasa Aksara akan dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Dewa Wisnu
Arah Utara/Uttara, Pura Batur, aksara Ang, senjata Cakra, Warna hitam, urip 4, Panca Wara Wage, Sapta Wara Soma, Sakti Dewi Sri, Wahana Garuda, Fungsi Pemelihara.
2.
Dewa Sambhu
Arah Timur Laut/Airsanya, Pura Besakih, Aksara Wang, Senjata Trisula, Warna Biru/Abu-Abu, Urip 6, Panca Wara Sapta Wara
Sukra, Sakti
Dewi, Mahadewi, Wahana Wilmana.
3.
Dewa Iswara
Arah Timur/Purwa, Pura Lempuyang, Aksara Sang, Senjata Bajra, Warna Putih, Urip 5, Panca Wara Umanis, Sapta Wara Redite, Sakti Dewi Uma, Wahana Gajah
Putih.
4.
Dewa Maheswara
Arah Tenggara/Ghnenya, Pura Goa Lawah, Aksara Nang, Senjata Dupa, Warna Dadu/Merah Muda, Urip 8, Panca Wara Sapta Wara
Wrhaspati, Sakti
Dewi Laksmi, Wahana Merak
5.
Dewa Brahma
Arah Selatan/Daksina, Pura Andakasa, Aksara Bang, Senjata Gada, Warna Merah, Urip 9, Panca Wara Paing, Sapta Wara Saniscara, Sakti Dewi Saraswati, Wahana Angsa, Fungsi Pencipta.
6.
Dewa Rudra
Arah Barat Daya/Nairiti, Pura Uluwatu, Aksara Mang, Senjata Moksala, Warna Jingga, Urip 3, Panca Wara Sapta Wara
Anggara, Sakti
Dewi, Samadhi, Wahana Kerbau Putih
7.
Dewa Mahadewa
Arah Barat/Pascima, Pura Batukaru, Aksara Tang, Senjata Naga Pasa, Warna Kuning, Urip 7, Panca Wara Pon, Sapta Wara Buda, Sakti Dewi Sanci, Wahana Naga
8.
Dewa Sangkara
Arah Barat Laut/Wayabhya, Pura Puncak Mangu, Aksara Sing, Senjata, angkus, Warna Hijau/Welis, Urip 1, Panca Wara Sapta Wara
Sukra, Sakti Dewi
Rodri, Wahana
Singa.
9.
Dewa Siwa
Arah Tengah/Madya, Pura Besakih, Aksara Ing/Yang, Senjata Padma, Warna Panca
Warna, Urip 8, Panca Wara Kliwon Sapta Wara, Sakti
Dewi Durga, Wahana
Lembu, Fungsi
Pelebur. (http://www.dewata-nawa-sanga/9-.html).
III.
Penutup
Simpulan dari tulisan ini
adalah bahwa, Dasa Aksara atau sepuluh huruf suci lambang
prabhawa atau manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi yang berstana di sepuluh
penjuru alam untuk menjaga keseimbangan alam ini. Ke sepuluh arah penjuru mata angin dijaga oleh Dewata Nawa Sanga (dasa
aksara) beserta saktinya dalam menjaga dan melindungi alam semesta agar tetap
seimbang sehingga kehidupan di jagat raya ini dapat berlangsung dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Artha Putra D. Nym. Suyadnya. 2011. Kelahiran Umat Manusia ke Dunia sebagai
Karunia Tuhan. Singaraja.
Bali Aga Tim. 2006. Ragam Istilah Hindu. Denpasar: Bali Aga.
Nale Ngurah. 2006. Aksara Bali dalam Usada. Surabaya: paramita.
Tim Penyusun. 2012. Bahan Ajar Agama Hindu SMP Kelas VIII Semester I. Singaraja: UD
Laksamana.
Anonim.
2013. Artikel-gayatri-mantra-dasa-aksara.
Tersedia pada: http://www.tejasurya.com/artikel-anggota/46/137-gayatry-mantra-vs-dasa-aksara.html.
Diakses pada tanggal 17 November 2013.
Anonim.
2011. Dewata Nawa Sanga, 9 Dewa penguasa
Mata Angin. Tersedia pada: http://www.dewata-nawa-sanga/9-.html.
Diakses pada tanggal 17 November 2013.
0 komentar:
Posting Komentar